Senin, 03 Mei 2010

Bab II masalah penelitian

BAB II MASALAH PENELITIAN
2.2. SUMBER MASALAH PENELITIAN
Pertanyaan pertama yang diajukan mahasiswa adalah “ Bagaimana saya dapat menemukan suatu persoalan penelitian?”. Meskipun tidak ada kaidah yang pasti untuk menemukan suatu persoalan, ada beberapa saran yang telah terbukti bermanfaat, yaitu :
2.2.1 Pengalaman
2.2.2 Deduksi Dari Teori
2.2.3 Literatur Yang Berkaitan
2.2.4 Sumber Non Pendidikan
2.3.MENGEVALUASI MASALAH PENELITIAN

1. Idealnya, masalah tersebut hendaknya merupakan masalah yang pemecahannya akan memberikan sumbangan kepada bangunan pengatahuan di bidang pendidikan.
2. Persoalan itu hendaknya merupakan persoalan yang akan membawa kita kepada persoalan-persoalan baru dan dengan demikian juga kepada penelitian-penelitian selanjutnya.
3. Persoalan tersebut harus merupakan persoalan yang dapat diteliti.
4. Persoalan itu harus sesuai bagi peneliti. ada beberapa aspek pribadi yang harus diperhatikan, diantaranya :
a. Persoalan tersebut hendaknya benar-benar menarik bagi anda, peneliti, dan dsapat memebuat anda bersemangat.
b. Persoalan tersebut hendaknya berada dalam bidang yang dikuasai oleh peneliti.
c. Persoalan tersebut harus dapat dilaksanakan dalam situasi di tempat peneliti berada.
d. Persoalan tersebut harus dapat diteliti serta diselesaikan dalam waktu yang tersedia. Hendaknya tidak dipilih persoalan yang terlalu besar atau rumit.
e. Peneliti harus memastikan diri apakah data yang diperlukan untuk menjawab persoalan tersebut dapat diperoleh atau tidak.
2.4. MENGEMUKAKAN MASALAH
Sesudah masalah dipilih dan signifikasi atau pentingnya masalah itu ditetapkan, maka tugas berikutnya ialah merumuskan atau mengemukakan persoalan tersebut dalam bentuk yang dapat diteliti. Penjabaran soal yang baik itu adalah sebagai berikut :
1. Menerangkan dengan jelas apa yang akan diterangkan atau dipecahkan
2. Membatasi ruang lingkup studi itu pada suatu persoalan khusus


2.5. MENGIDENTIFIKASI POPULASI DAN VARIABEL

Suatu strategi yang baik untuk mengubah masalah yang dirasakan adanya, atau gambaran kabur tentang apa yang ingin diselidiki menjadi persoalan yang dapt diteliti, ialah dengan berpikir berdasarkan populasi dan variabel.
Langkah mengidentifikasi populasi yaitu orang-orang yang ingin kita ketahui ikhwalnya. Sering ada faedahnya mengikuti prosedur ini secara formal seperti cara yang dipakai dalam mermbuat diagram suatu kalimat. Langkah mengidentifikasi populasi dan variabel dapat lebih jelas kita lihat pada contoh dalam tabel berikut ;
KALIMAT PERSOALAN POPULASI VARIABEL
“Apakah pengajaran secara individual yang diberikan oleh siswa yang lebih tinggi kelasnya mempunyai efek positif terhadap iswa yang mempunyai nilai membaca dibawah rata-rata”. Siswa yang nilai membacanya dibawah rata-rata • Variabel;
Pengajaran
secara individual.
• Variabel bebas ;
Pengajaran tambahan
• Variabel terikat;
Hasil belajar membaca.


“Dikalangan siswa kelas dua yang nilai membacanya berada di bawah rata-rata, apakah ada perbedaan dalam skor membaca CAT, antara mereka yang telah menerima latihan kilasan kata 15 menit sehari secara individual, yang diberikan oleh para siswa yang lebih tinggi kelasnya, dengan mereka yang belum pernah menerima latihan kata”. Siswa kelas dua yang nilai membacanya berada di bawah rata-rata • Variabel bebas ;
Latihan kilasan kata 15
menit setiap hari yang
diberikan oleh siswa
dari kelas yang lebih
dengan tanpa latihan
kilasan kata.
• Variabel terikat;
Skor membaca pada CAT.

“ Bagaimanakah pengaruh ada atau tidak adanya pengalaman program pra-sekolah terhadap hasil belajar membaca siswa kelas satu”. Siswa kelas satu • Variabel bebas ;
Mempunyai atau tidak
Mempunyai pengalam-
an program pra-sekolah.
• Variabel terikat;
• Hasil belajar membaca.

BAB III KEPUSTAKAAN YANG BERKAITAn
3.1 PERANAN KEPUSTAKAAN YANG BERKAITAN DALAM PENELITIAN

Tahap pencarian kepustakaan mempunyai beberapa funsi penting, yaitu;
1. pengetahuan tentang penelitian-penelitian yang berkaitan memungkinkan peneliti menetapkan batas-batas bidang mereka.
2. Pemahaman teori dalam suatu bidang memungkinkan peneliti menempatkan masalah dalam perspektif.
3. Melalui penelaahan kepustakaan yang berkaitan, para peneliti dapat mengtahui Prosedur dan instrumen mana yang telah terbukti berguna dan mana yang tampaknya kurang memberikan harapan.
4. Pengkajian yang cermat atas kepustakaan yang berkaitan dapat menghindarkan terjadinya pengulangan studi sebelumnya secara tak sengaja.
5. pengkajian kepustakaan yang berkaitan menempatkan peneliti pada posisi yang lebih baik untuk menafsirkan arti pentingnya hasil penelitiannya sendiri.

3.2 SUMBER REFERENSI DI BIDANG PENDIDIKAN
Cara mencari hasil penelitian terdahulu dibidang pendidikan yaitu dengan mengetahui;
1. Sumber- sumber dari karya-karya sebelumnya.
2. Lembaga-lembaga yang mengumpulkan keterangan-keterangan seperti itu dan yang menyusunnya menjadi basis data (data bases).
3. Dalam bentuk apakah basis data ini tersedia.
4. Cara-cara efisien untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan.
Sumber utama kepustakaan yang berkaitan itu ialah :
1. Educational Resources Information Center atau ERIC).
2. Indeks penerbit berkala
3. Penerbitan berkala lainnya
4. Buku
5. Disertasi
BAB IV HIPOTESIS

Hipotesis adalah alat yang sangat besar kegunaannjy6a dalam penyelidikan ilmiah. Hipotesis harus dibuat karena dua alasan yaitu:
a) Hipotesis yang mempunyai dasar kuat menunjukan bahwa peneliti telah mempunyai cukkup pengetahuan untuk melakukan penelitian di bidang itu.
b) Hipotesis memberikan arah pada pengumpulan dan penafsiran data;
Kegunaan Hipotesis ialah:
a) Hipotesis memberikan penjelasan sementara tentang gejala-gejala serta memudahkan perluasan pengetahuan dalam suatu bidang.
b) Hipotesis memberikan suatu pernyataan hubungan yang langsung dapat diuji dalam penelitian.
c) Hipotesis memberikan arah kepada penelitian.
d) Hipotesis memberikan kerangka untuk melaporkan kesimpulan penyelidikan.

4.1. SARAN UNTUK MEMPEROLEH HIPOTESIS
 Hipotesis Induktif
Dalam prosedur induktif, peneliti merumuskan hipotesis sebagai suatu generalisasi dari hubungan-hubungan yang diamati.
 Hipotesis Deduktif
Hipotesis ini mempunyai kelebihan dapat mengarah kepada sistem pengetahuan yang loebih umum karena kerangka untuk menempatkannya ke dalam bangunan pengetahuan telah ada dalam teori itu sendiri.

4.2. CARA HIPOTESIS YANG BAIK
Ada beberapa criteria tertentu yang dapat memberikan ciri hipotesis yang baik, yakni :

4.2.1. Hipotesis Harus Mempunyai Daya Penjelas

4.2.2. Hipotesis Harus Menyatakan Hubungan yang di Harapkan Ada di Antara Variabel-variabel

4.2.3. Hipotesis Harus Dapat Diuji

4.2.4. Hipotesis Hendaknya Konsisten dengan Pengetahuan yang Sudah Ada

4.2.5. Hipotesis Hendaknya dinyatakan Sesederhana dan Seringkas Mungkin
4.3. MENYATAKAN HIPOTESIS
Hipotesis penelitian kadang-kadang diklasifikasikan lagi sebagai berarah (directional) dan tak berarah (nondirectional). Seperti telah tampak dari namanya, hipotesis berarah adalah hipotesis yang menyatakan kesimpulan arah kesimpulan yang diharapkan.

4.4. MENGUJI HIPOTESIS
Untuk menguji suatu hipotesis, peneliti :
1. menarik kesimpulan tentang konsekuensi-konsekuensi yang akan dapat diamati apabila hipotesis tersebut benar,
2. Memilih metode-metode penelitian yang akan memungkinkan pengamatan, eksperimentasi, atau prosedure lain yang diperlukan untuk menunjukkan apakah akibat-akibat tersebut terjadi atau tidak,
3. Menerapkan metode ini serta mengumpulkan data yang dapat dianalaisias untuk menunjukkan apakah hipotesis tersebut didukung oleh data atau tidak.

4.4.2. Studi Percobaan
Studi percobaan atau pilot study ini terutama dapat membantu peneliti menentukan apakah studi tersebut dapat dilakukan atau tidak, dan apakah studi tersebut ada gunanya diteruskan atau tidak.
4.5. RENCANA PENELITIAN
Mengembangkan rencana penelitian adalah langkah yang penting sekali. Langkah ini memaksa peneliti menuliskan gagasan-gagasannya kedalam bentuk yang konkrit.
4.5.1. Permasalah
4.5.2. Hipotesis
4.5.3. Desain Penelitian
4.5.4. Sample
4.5.5. Analisis Statisitik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar