Rabu, 08 November 2017

RUPIAH BARUKU, KEBANGGANKU !!

Sebelum rupiah menjadi mata uang resmi negara indonesia, mata uang yang digunakan indonesia setelah merdeka adalah Oeang Republik Indonesia (ORI). Pencetakan ORI pertama adalah pada 17 Oktober 1945 namun resmi beredar pada oktober 1946. Masa peredaran ORI cukup singkat, yakni hanya sekitar periode tahun 1945 sampai dengan tahun 1949. Meskipun demikian, tapi ORI bukan hanya menjadi alat pembayaran yang sah saja. Melainkan juga sebegai bukti bahwa Indonesia adalah negara yang berdaulat dan bebas dari penjajah. Selanjutnya pemerintah indonesia mengganti ORI dengan Rupiah. Nama Rupiah diambil dari mata uang india, Rupee. Rupiah pertama kali digunakan secara resmi dengan dikeluarkannya mata uang rupiah jaman pendudukan Dai Nippon pada Perang Dunia II. Setelah perang selesai, Bank Jawa, pelopor Bank Indonesia, mengeluarkan Rupiah dan pada tanggal 2 november 1949 Rupiah ditetapkan sebagai mata uang nasional. Namun, dibeberapa daerah seperti timor-timor yang kala itu masih menjadi bagian dari Republik Indonesia, rupiah baru digunakan di tahun 1997 sampai tahun 2001. Dari tahun ketahun, Rupiah sudah sering mengalami perubahan seperti desain, gambar tokoh-tokoh pahlawan, pengamanan dan kode Bank Indonesia. Namun, pada perubahan yang terakhir, yaitu Rupiah tahun emisi 2016, banyak menimbulkan isu dan berita miring yang berkembang dimedia sosial. Mulai dari warna dan desain uang yang mirip dengan uang yuan asal china. Bahkan ada yang beranggapan hal tersebut karena invasi negara China terhadap Indonesia. Isu lainnya adalah gambar pahlawan yang tidak dikenal masyarakat secara umum, sampai kepada logo dari Bank Indonesia yang dianggap menyerupai palu arit yang merupakan lambang dari Partai Komunis Indonesia (PKI). Soal kemiripan rupiah terbaru emisi 2016 dengan uang Yuan, Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Tirta menjelaskan kesamaan itu dikerenakan setiap negara menganut best practice yang sudah ada, yakni membedakan nilai mata uang dengan warna. Beliau juga menjelaskan konsep desain rupiah dan yuan sangat berbeda. Sebab, didalam uang yuan hanya menggunakan satu gambar tokoh saja untuk semua pecahan. Penentuan warna pun dilakukan dengan pertimbangan yang cermat dengan melakukan survei tentang perbedaan warna rupiah. Jadi, uang rupiah terbaru emisi 2016 sudah didesain warnanya sedemikian rupa sehingga masyarakat dapat membedakan nominal uang rupiah dari warnanya. Khusus untuk gambar pahlawan, merupakan instruksi langsung dari bapak presiden Joko Widodo, bahwa penetapan tokoh-tokoh pahlawan di rupiah emisi 2016 harus merepresentasikan kehidupan kebhinekaan atau keragaman suku, budaya, agama dan golongan yang ada di Negara Kesatuan Republik Indonesia tanpa membeda-bedakannya. Sehingga munculah wajah-wajah baru tokoh pahlawan yang berasal dari berbagai daerah yang ada di Nusantara Indonesia. Dari tokoh-tokoh pahlawan yang tersematkan pada masing-masing nominal mata uang hanya ada satu nominal yang gambarnya tidak berubah, yaitu rupiah pecahan paling besar, seratus ribu rupiah yang masih disematkan gambar proklamator kemerdekaan Indonesia yaitu Soekarno – Hatta. Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo sebelumnya menjelaskan ada sejumlah tahapan, pertimbangan, dan diskusi sebelum menentukan pahlawan yang mejeng di uang baru. Untuk pemilihan tokoh di uang baru, BI melakukan konsultasi dengan pemerintah. Bukan hanya itu, BI juga melakukan koordinasi dengan sejarawan dan akademisi. Yang menjadi sorotan dan perbincangan tentang tokoh-tokoh pahlawan yang ada pada rupiah emisi 2016 adalah beberapa nama dan sosok tokoh-tokoh pahlawan yang tidak dikenal masyarakat indonesia secara umum. Seperti pada uang pecahan 10.000 yang terpampang wajah dari Frans Kaisiepo, banyak masyarakat yang tidak mengenal beliau. Namun, setelah penulis mencari tahu tentang sosoknya, ternyata beliau adalah salah satu tokoh pejuang kemerdekaan Indonesia yang berasal dari papua. Direktur eksekutif Departemen Pengelolaan Uang Bank Indonesia, Suhaedi mengatakan bahwa jika melihat yang telah ditetapkan, uang emisi 2016 sudah merepresentasikan NKRI. Karna pada uang rupiah baru, disana ada pahlawan dari Sumatra, Kalimantan, Papua, NTT, Bali dan lainya. Sedangkan tentang logo Bank Indonesia pada beberapa pecahan rupiah baru emisi 2016 yang dianggap seperi palu arit lambang dari PKI. Kepala kantor perwakilan Bank Indonesia Kediri Raharto memastikan seluruh kabar miring tentang penertiban uang baru oleh Bank Indonesia sama sekali tidak terbukti. Beliau memastikan keseluruhan tahap pencetakan uang dilakukan secara ketat oleh Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Peruri). Beliau juga menjelaskan bahwa gambar palu arit itu sebenarnya adalah logo Bank Indonesia (BI) yang dijadikan sebagai salah satu fitur-fitur pengamanan sejak tahun 2000. Hanya, ada beberapa bentuk fitur pengaman yang diubah agar semakin sulit ditiru. Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo mengatakan, uang rupiah baru emisi 2016 yang dirilis BI termasuk uang teraman di dunia. Agus menerangkan, uang rupiah baru yang dikeluarkan paling tidak memiliki 9-12 tipe pengaman. Dia mengatakan, untuk pengaman tersebut ada yang bisa diketahui oleh masyarakat awam, tapi ada pula yang hanya bisa diketahui spesialis. Dia mengatakan, Ada lima hal yang ditingkatkan pengamanannya di uang emisi 2016 salah satu peningkatan keamanannya antara lain ialah dari segi warna dan ultraviolet. Dari isu-isu yang beredar luas disosial media tersebut, mungkin banyak diantara kita yang tidak mengetahui kelebihan uang rupiah baru dibandingkan uang rupiah lama. Salah satunya adalah uang rupiah baru sangat ramah terhadap penyandang tunanetra. Walaupun di uang rupiah sebelumnya sudah ada blind code untuk tunanetra, tapi belum semudah uang rupiah yanng baru. Dalam uang rupiah pecahan baru ada kode tunanetra atau bline code yang berupa efek rabaan untuk membantu penyandang tunanetra untuk membedakan antar pecahan uang rupiah. Cara membedakannya adalah dengan meraba lalu menghitung garis arsir pada bagian pinggir bawah uang rupiah. 7 garis untuk uang seribuan, 6 garis untuk uang dua ribuan, begitu seterusnya sampai 1 garis untuk uang seratus ribuan. Hal ini memudahkan para tunanetra yang masih berjuang mencari nafkah dengan berjualan dan lain-lain. Selain itu, kelebihan lainnya adalah uang rupiah baru emisi 2016 merupakan uang dengan tingkat keamanannya termasuk yang tertinggi di dunia. Menurut Agus Martowardojo, Uang rupiah baru memiliki sistem pengamanan 3 level dengan 9-12 jenis pengaman. Untuk pengamanan tersebut ada yang bisa diketahui oleh masyarakat awam namun ada juga yang hanya bisa diketahui spesialis. Dengan sistem pengamanan tersebut, maka rupiah bisa dibilang merupakan mata uang dengan sistem keamanan yang sangat kompleks jika dibandingkan dengan mata uang negara lain sehingga tidak mudah untuk ditiru atau dipalsukan. Dengan desain dan fitur-fitur terbaru yang merepresentasikan kebhinekaan kita melalui tokoh-tokoh pahlawan nusantara dan ramah terhadap penyandang tunanetra serta merupakan deasain uang dengan pengamanan yang tinggi didunia sehingga tidak mudah untuk ditiru atau dipalsukan. Hal ini membuat penulis merasa bangga memiliki rupiah emisi tahun 2016. Penulis merasa bahwa apa yang telah dirancang merupakan bentuk keseriusan pemerintah dalam hal pelayanan terhadap seluruh elemen masyarakat Indonesia secara umum. Rupiah merupakan mata uang negara kita yang resmi sebagai bentuk kedaulatan negara Indonesia. Dengan mencintai rupiah, berarti kita telah mewujudkan kecintaan kita pada kedaulatan dan kemandirian bangsa Indonesia. Karna setiap lembarnya merupakan lambang kedaulatan Indonesia sebagai sebuah negara. Mari kita cintai rupiah !! karna rupiah adalah kebanggaanku dan Kebanggaan kita semua !!